Kebahagiaan merupakan tujuan utama
dalam kehidupan manusia. manusia akan memperoleh kebahagiaan jika kalau seluruh
kebutuhannya terpenuhi , baik dalam aspek metrial maupun spiritual, dalam janga
pendek maupun jangka panjang. Terpenuhinya segala yang dibutuhkan yang bersifat
sandang, pangan, rumah, dan kekayaan lainnya, dewasa ini lebih banyak
mendapatkan perrhatian dalam ilmu ekonomi. Terpenuhinya meteri inilah yang
disebut dengan kesejahteraan.
Pada dasarnya setiap manusia selalu
menginnginkan kehidupannya di dunia ini dalam keadaan bahagia, baik secara
material maupun spiritual, individual maupun soal sosial. Namun dalam
praktiknya kebahagiaan multidimensi ini sangat sulit diraih kerena keterbatasan
kemampuan pada manusisa dalam memahami dan menerjemahkan keinginannya secara
komprehensif, keterbatasan dalam menyeimbangkan antaraspek kehidupan maupun
keterbatasan sumber daya yang diharapkan akan membawa manusia kepada tujuan
hidupnya. Oleh karena itu, ada tiga hala pokok yang diperlukan untuk memahami
bagaimana tujuan hidup.
Seperti yang kita ketahui bahawasannya para pengikut kapitalis
beranggapan bahwasannya segala keuntungan atau kepuasan adalah tujuan utama
dalam hidup dan beranggapan bahwasanya kepuasan manusia tidak mempunyai
keterbatasan dalam segala hal,sumber daya alam contohnya mereka beranggapan
bahwasannya SDAitu terbatas akan tetapi kebutuhan manusia itu terbatas, dan
setiap harus berusaha untuk mendapatkannya tanpa memikirkan dari sisi sosial,
budaya, dan kesejahteraan. Ini adalah salah satu kerusakan paradigma yang parah
dan harus diluruskan, maka dari itu Allah menurunkan kepada kita
Rasulullah datang di dunia ini sebagai
pembawa kita kepada kebenaran dan menjauhi kebatilan dengan mukjizatnya yaitu
Al-Quran untuk sebagai petunjuk dalam kehidupan.
Islam datang di dunia ini sebagai petunjuk dengan membawa
nilai-nilai spiritual yang datang dari Allah, salah satunya dalam konsep falah
yang sebagai dasar tujuan hidup kita di dunia ini. Falah berasal dari bahasa
arab dari arti kata Afalaha-yufilhu yang berarti kesuksesan, kemuliaan, atau
kemenangan, yaitu kemenangan dan kemuliaan dalam hidup. Istilah falah menurut
Islam diambil dari kata-kata Al-Quran, yang sering dimaknai sebagai
keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya memandang
aspek meterial saja namun lebih ditekankan pada aspek spiritual. Dalam konteks
dulu, falah merupakan konsep yang multi dimensi. Ia memiliki implikasi pada
aspek perilaku individual/mikro maupun perilaku kolektif/makro.
Falah merupakan tujuan hidup pada setiap manusia yang dibawa oleh
islam yang mencangkup aspek yang lengkap dan menyeluruh bagi kehidupan manusia.
aspek ini secara pokok meliputi spiritual dan moralitas, ekonomi, sosial dan
budaya, serta politik. Misalnya, untuk memperoleh kelangsungan hidup, maka
dalam aspek mikro manusia membutuhkan:
a.
Pemenuhan kebutuhan biologis seperti kesehatan fisik atau bebas
dari penyakit
b.
Faktor ekonimis, misalnya memiliki sarana kehidupan
c.
Faktor sosial, adanya persaudaraan dan hubungan antarpersonal yang
harmonis. Dalam aspek makro kesejahteraan menutun adanya keseimbangan ekologi,
likungan yang higenis, menejemen lingkungan hidup dan lain-lain.
Akhirat merupakan kehidupan yang diyakini nyata-nyata ada dan akan terjadi,
memiliki nilai kuantitas dan kualitas yang lebih berharga dibandingkan dunia.
Kehidupan dunia akan berakhir dengan kematian atau kemusnahan, sedangkan
kehidupan akhiarat bersifat abadi atau kekal. Kehidupan dunia merupakan ladang
bagi pencapaian tujuan akhirat dan kebahagiaan dunia, meskipun demikian, falah
mengandung makna kondisi maksismum dalam kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dalam praktik kehidupan di dunai, kehidupan akhirat tidak dapat
diobservasi, namun perilaku manusia di dunia akan dipertanggung jawabkan atau
akan berpengaruh kepada kehidupannya di akhirat kelak nanti. Dalam praktiknya,
upaya manusia untuk mewujudakan kebahagiaannya di dunia ini sering kali dapat
menimbulkan dampak yang negatif bagi orang lain, kelestarian lingkungan hidup
manusia jangka panjang. Ketidak kemampuan manusia dalam menyeimbangkan peenuh
berbagai bisa berakibat pada gagalnya tercapanya kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Ekonmi Islam mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan
materinya di dunia ini sehingga tercapainya kesejahteraan yang akan membawa
kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat (falah).
Sebagaimana yang telah saya paparkan tadi bahwasannya setiap
manusia ingin mendapat kebahagiaan yang kekal atau disepanajang hidupnya, tidak
hanya di dunia ini namun di akhir kelak nanti. Pemenuhan kebutuhan materi di
dunia akan diuapayakan agar bersinergi dengan pencapaian kebahagiaan secara
menyeluruh. Setiap manusia berkeinginan untuk mendapatkan kesejahteraan yang
mampu mengantarnya kepada kebahagiaan yang abadi.
Kebahagian pada manusia tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang
saja, hal ini merupakan salah satu bukti bahwasannya sebagian manusia dewasa
ini mengalami kegagalan dalam merumuskan definisi kesejahteraan yang
mendatangkan kebahagiaan, sekaligus kegagalan karena dalam mamahami
kesejahteraan. Bagaimana islam mendefinisikan kesejahateraan?
Pendefinisian Islam tentang kesejahteraan di dasarkan pendangan
yang komperhensif tentang kehidupan ini. Kesejahteraan menurut ajaran Islam
mencngkup dua pengertian, yaitu:
a.
Kesejahteraan holistik dan seimbang yaitu kecukupan materi
yang didukung oleh terrpenuhinya
kebutuhan spiritual serta mancakup individu dan sosial. Sosok manusia terdiri
atas dua unsur fisik dan jiw, karenanya kebahagiaan haruslah menyeluruh dan
seimbang di antara keduanya. Demikian pula manusia memiliki dimensi individual
sekaligus sosial. Manusia akan merasa bahagia apabila terdapat keseimbangan di
antara dirinya sendiri dengan lingkungannya.
b.
Kesejahteraan di dunia dan di akhirat, sebab manusia tidak hanya
hidup di alam dunia saja, tetapi juga di alam setelah kematian/ kemusnahan
dunia (akhirat). Kecukupan materi di dunia ditujuakan dalam rangka untuk
memperoleh kecukupan akhirat. Jika kondisi idela ini tidak dapat dicapai maka
kesejahteraan di akhirat lebih diutamakan, sebab ia merupakan suatu kehidupan
yang abadi dan lebih bernilai (valuable) dibandingkan kehidupan dunia.
Bagaiamana
manusia mampu mencapai falah sangat tergantung pada perilaku dan keadaan
manusia di dunia. Secara umum, manusia menghadapi kesuliatan dalam
mengharmonisasikan berbagai tujuan dalam hidup karena keterbatsan yang ada pada
dirinya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan bahwa untuk mencapai falah, manusia
harus menyadari hakikat keberadaannya di dunia, mengapa kita tercipta di dunia
ini. Tidak lain.manusia tercipta kecuali kehendak yang menciptakan, ia
mengikuti petunjuk pencipta. Perilaku manusia semacam inilah yang dalam agam
Islam disebut ibadah, yaitu setiap keyakinan,sikap, ucapan, maupun, tindakan
yang mengikuti petunjuk Allah, baik terkait dengan hubungan sesama manusia
(muamalah) ataupun manusia dengan penciptanya (ibadah mahdhah). Di sinilah
agama islam memiliki ajaran yang lengkap, menuntun setiap aspek kehidupan
manusia agar manusia berhasil dalam mencapai tujuan hidupnya. Dengan demikian,
ibadah merupakan alat atau jalan yang digunakan untuk mencapai falah.
Daftar
Pustaka
1.
Syed Ameer Ali, 1949 A Short History of Sarancens, Londons :
Mcamilan And Co
2.
A. Rahman Ritonga, et al. 1996 eksiklopedia Hukum Islam , Jakarta
3.
Ekonomi Islam (P3EI) UII kerja dengan BI Rajawali Press
4.
Rahman, Aflazur. 1995 Doktrin Ekonomi Islam Yogyakarta PT Dana
Bhakti Wakaf
0 komentar:
Posting Komentar